Sabtu, 09 Februari 2008

Dipotong tangan karena memberi sedekah

Dikisahkan bahwa semasa terjadinya kekurangan makanan dalam kalangan Bani Israel, maka berlalulah seorang fakir menghampiri rumah seorang kaya dengan berkata, Sedekahlah kamu kepadaku dengan sepotong roti dengan ikhlas kerana Allah S.W.T.
Setelah fakir miskin itu berkata demikian maka keluarlah anak gadis orang kaya, lalu memberikan roti yang masih panas kepadanya. Kemudian setelah gadis sahaja itu memberikan roti, maka keluarlah bapa gadis tersebut yang bakhil itu terus memotong tangan kanan anak gadisnya sehingga putus.
Semenjak dari peristiwa itu maka Allah S.W.T pun mengubah kehidupan orang kaya itu dengan menarik kembali harta kekayaannya sehingga dia menjadi seorang yang fakir miskin dan akhirnya dia meninggal dunia dalam keadaan yang paling hina.
Anak gadis itu menjadi pengemis dan meminta-minta dari satu rumah ke rumah. Maka pada suatu hari anak gadis itu menghampiri rumah seorang kaya sambil meminta sedekah, maka keluarlah seorang ibu dari rumah tersebut. Ibu tersebut sangat kagum dengan kecantikannya dan mempersilahkan anak gadis itu masuk ke rumahnya. Ibu itu sangat tertarik dengan gadis tersebut dan dia berhajat untuk mengawinkan anaknya dengan gadis tersebut. Maka setelah perkahwinan itu selesai, maka si ibu itu pun memberikan pakaian dan perhiasan u/ menggantikan pakaiannya.
Pada suatu malam sudah dihidang makanan malam, maka si suami hendak makan bersamanya. Oleh krana anak gadis itu menutup tangannya dengan kudung dan suaminya juga tidak tahu masalah tangan si gadis, manakala ibunya juga telah merahasiakan tentang tangan gadis tersebut.
Maka apabila suaminya menyuruh dia makan, lalu dia makan dengan tangan kiri. Melihat keadaan isterinya itu dia pun berkata, Aku baru tahu bahwa orang fakir tidak tahu dalam tatacara harian, oleh itu makanlah dengan tangan kanan dan bukan dengan tangan kiri. Setelah si suami berkata demikian, maka isterinya itu tetap makan dengan tangan kiri, walaupun suaminya berulang kali memberitahunya.
Dengan tiba-tiba terdengar suara dari sebelah pintu, Keluarkanlah tangan kananmu itu wahai hamba Allah, sesungguhnya kamu telah mendermakan sepotong roti dengan ikhlas krana Ku, maka tidak ada halangan bagi-Ku memberikan kembali akan tangan kananmu itu.
Setelah gadis itu mendengar suara tersebut, maka dia pun mengeluarkan tangan kanannya, dan dia mendapati tangan kanannya berada dalam keadaan asalnya, dan dia pun makan bersama suaminya dengan menggunakan tangan kanan.
Hendaklah kita sentiasa menghormati tamu kita, walaupun dia fakir miskin apabila dia telah datang ke rumah kita maka sesungguhnya dia adalah tamu kita. Rasulullah S.A.W telah bersabda yang bermaksud, Barangsiapa menghormati tetamu, maka sesungguhnya dia telah menghormatiku, dan barangsiapa menghormatiku, maka sesungguhnya dia telah memuliakan Allah S.W.T. Dan barangsiapa telah menjadi kemarahan tetamu, dia telah menjadi kemarahanku. Dan barangsiapa menjadikan kemarahanku, sesungguhnya dia telah menjadikan murka
Allah S.W.T.

Minggu, 03 Februari 2008

Melihat Allah

Inilah keistimewaan yang tertinggi, dan ini sangat mencengangkan manusia. Apakah disana ada yang lebih tinggi dari surga ? Rasulullah menggambarkan kepada kita dengan jawabnya. Ya, disana ada yang lebih tinggi dari surga, yaitu melihat Allah di surga. Pemberian yang sangat besar hadiah yang sangat agung.

Siapakah yang mendapat kesempatan agung itu ?

Merekalah orang-orang yang menjaga dua shalat, yaitu shalat Subuh dan Ashar. Bacalah hadist Rasulullah riwayat imam Bukhari dan Muslim dari Jarir bin Abdullah berikut ini. Ia berkata :”Kami sedang duduk bersama Rasulullah, ketika melihat bulan purnama. Beliau berkata, ’ sungguh, kalian akan melihat Rabb kalian sebagaimana kalian melihat bulan yang tidak terhalang dalam melihatnya”

Maksudnya, Anda akan melihat-Nya dengan jelas dan sempurna sebagaimana Anda melihat rembulan sekarang ini dengan jelas lagi sempurna. Kemudian beliau berkata :”Apabila kalian mampu, janganlah kalian menyerah dalam melakukan shalat sebelum terbit matahari dan shalat sebelum terbenam matahari. Maka lakukanlah” (HR. Al-Bukhari dan Muslim)

dari buku ”Misteri Shalat Subuh” penulis : DR. Raghib As-Sirjani Hal. 64